11/20/14

CARA PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
  • Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah
  • Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine
  • Persiapan px:
  • Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:
  • Tabung reaksi
  • Pipet
  • Lampu spiritus
  • Penjepit tabung
  • Reagen:
  • Fehling
  • Benedict
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
  • Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
  • Tambahkan urine 4 tetes
  • Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
  • Angkat tabung dan baca hasilnya
Hasil:
  • Negatif : tetap biru atau kehijauan
  • Positif +: hijau kekuningan keruh
  • Positif ++: kuning keruh
  • Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
  • Positif ++++: Merah bata keruh

CARA PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST

PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
  • Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
  • Tujuan: mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
  • Persiapan: katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma → dng pipet diambil cairan di lubang pengeluaran → periksa mikroskop → jika ada sperma tidak boleh dipakai
Alat yg digunakan:
  • Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
Cara pemeriksaan:
  • Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
  • 1 jam kmdn → periksa urine katak, jika tdk ada sperma → periksa 1 jam lagi
  • Jika ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)

CARA PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
  • Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
    Prinsip:
  1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
  2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
  3. Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan:
  • Kaca obyek, pipet, pengaduk
Reagen:
  • Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Cara pemeriksaan:
  • 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk
  • Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
Hasil
  • Positif: tidak ada penggumpalan
  • Negatif: ada penggumpalan

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE I

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE I
  • Manifestasinya: cepat
  • Menggunakan mekanisme: Ig E
  • Disebut juga: reaksi cepat, reaksi anafilaktik, reaksi alergi
  • Mekanisme: Ag → masuk tubuh → merangsang Ig E → respon imun
  • Respon imun: eritema, edema, vasokontriksi, penyempitan saluran nafas
  • Contoh: asma bronkiale, rinitis, urtikaria, dermatitis atopi

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE II

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE II
  1. Manifestasi: Antibodi terhadap sel
  2. Mekanisme: Ig G atau Ig M
  3. Disebut juga: reaksi sitotoksik
  4. Mekanisme: Ag → masuk tubuh → menempel pada sel tertentu → merangsang terbentuknya Ig G atau Ig M → mengaktifkan komplemen → menimbulkan lisis
  5. Contoh: reaksi transfusi, anemia hemolitik, reaksi obat

Pengertian Parasitologi

Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat berhuhungan dengan fenomena-fenomena ketergantungan dari satu organisme terhadap yang lainnya. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari

organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Biasanya organisme yang Iebih besar merupakan hospes yang akan memberikan perlindungan serta makanan pada organisme lainnya yang lebilt kecil yang disebut parasit. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme. Hubungan timbal balik ini diuraikan di bawah ini.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa parasitologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mcmpelajari parasit, hospes, lingkungannya serta interaksi di antara komponen-komponen tersebut.

Tergantung dari garapannya, parasito-logi dibagi ke dalam beberapa bidang, meliputi bidang parasitologi medik yang menggarap parasitologi di dunia kedokteran; parasitologi veteriner di dunia kedokteran hewan; parasitologi pertanian di dunia pertanian (tumbuhan).

Parasit dapat diperankan oleh binatang atau tumbuhan. Jika yang bertindak sebagai parasit tersebut binatang, disebut zooparasit, sedangkan jika tumbuhan disebut phytoparasit. Sekarang ini yang dimaksud dengan parasit, yaitu zooparasit sehingga untuk selanjutnya parasit dibatasi pada zooparasit, sedangkan parasit yang termasuk ke dalam phytoparasit dipelajari dalam bakteriologi.

Menurut jumlah sel yang membentuknya, parasit dibagi atas: parasit satu sel disebut protozoa, sedangkan jika terdiri dari banyak sel disebut metazoa. Metazoa terbagi atas: arthropoda dan helm inths (casing). Beberapa istilah yang penting baik yang berhubungan dengan parasit, tuan mina!’ maupun hubungan timbal balik antara keduanya, diuraikan di bawah ini.

Parasit yang sama sekali tidak dapat hidup tanpa hospes disebut parasit obligat (permanen); sedangkan organisme yang hidup bebas akan tetapi suatu waktu dapat menjadi parasit disebut parasit fakultatif (opportunist), contohnya Micronema dan beberapa ameba yang hidup bebas akan tetapi pada suatu waktu dapat masuk dan membentuk koloni di dalam otak manusia, yaitu genus Acanthamoeba dan Naegleria. Untuk organisme demikian, Page (1974) menamakan amphizoic. Yang dimaksud dengan parasit temporer atau intermitten, yaitu parasit yang sebagian masa hidupnya, hidup bebas, sewaktu-waktu akan menjadi parasit, contohnya Strongyloides stercoralis. Spesies asing yang melalui intestinum dan ditemukan dalam tinja manusia dalam keadaan hidup/mati disebut parasit koprozoik atau parasit spuria (palsu); sedangkan pseudoparasit merupakan artefak yang mirip parasit, sering kali disangka sebagai parasit. Jika parasit kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya disebut parasit insidentil.

Menurut tcmpat hidup parasit pada hospes, ada 2 macam parasit, yaitu ektoparasit, hidupnya pada permukaan tubuh (kulit) hospes, kebanyakan dari arthropoda; sedangkan endoparasit hidupnya di daiam tubuh hospes. Proses rnasuknya endoparasit ke dalam tubuh hospes disebut infeksi, sedangkan menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes disebut infestasi (Neva FA, 1994). Istilah inipun scring dipergunakan dalam mikrobiologi. Dalam penggunaan yang terbatas pada parasitologi, istilah infestasi dan infeksi disebut juga parasitosis.

Mcnurut jumlahnya, hospes definitif parasit terdiri atas: homoksenosa jika dibutuhkan hanya satu hospes definitif; stenoksenosa jika dibutuhkan sedikit macam hospes dcfinitif; heteroksenosa jika dibutuhkan banyak hospes definitif.

Jika scseorang yang sudah mengandung parasit, terjadi reinfeksi dengan parasit dari spesies yang sama, disebut superinfeksi; sedangkan jika infeksi tersebut terjadi oleh parasit yang sudah ada dalam tubuh orang tersebut disebut autoinfeksi. Terkadang autoinfeksi ini mengambil jalan luar, misalnya dari anal/ perianal ke mulut melalui tangan, hal ini disebut autoinfeksi eksterna; jika masuknya secara langsung disebut autoinfeksi interim.

Beberapa parasit, pada manusia tidak menimbulkan gangguan, komensal, misalnya beberapa ameba dan flagelata usus. Dilihat dari segi kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit, parasit dibagi dua kelompok, yaitu yang dapat menimbulkan kerusakan lokal/sistemik disebut parasit patogen, sedangkan yang tidak menimbulkan kerusakan disebut parasit apatogen.

Mengenai hospes (tuan rumah) yang menjadi tempat bagi parasit untuk menggantungkan hidup dan pembiakannya, ada beberapa istilah yang perlu diketahui. Hospes definitif (hospes terminal/akhir), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat hidup parasit dewasa dan atau parasit mengadakan rcproduksi seksual. Hospes perantara (intermediate host), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat parasit menyempurnakan sebagian dari siklus hidupnya dan atau tempat parasit mengadakan pembiakan aseksualnya. Tuan rumah peserta ialah hospes yang dapat juga dihuni oleh parasit tertentu walaupun sebenarnya bukan merupakan tuan rumah definitif bagi parasit tersebut. Hospes paratenik merupakan tuan rumah potensial dan di dalatnnya tidak terjadi perkembangan parasit muda; hospes itu tidak mendukung atau menghalangi parasit itu dalam menyelesaikan siklus hidupnya, misalnya Toxocara cati yang merupakan ascaris pada kucing. Jika telur yang telah matang termakan manusia maka larva keluar setelah telur menetas, akan tetapi larva ini tidak akan pernah berkembang lebih lanjut, manusia bertindak sebagai hospes paratenik. Ada hospes yang menularkan parasit pada manusia disebut vektor, biasanya yang bertindak sebagai vektor tersebut arthropoda. Ada dua jenis vektor, yaitu vektor mekanis (phorctik) dan vektor biologis. Yang dimaksud vektor pada parasitologi, yaitu vektor biologis yang sebagian siklus hidup parasitnya terjadi pada tubuh vcktor tersebut; jika dalam tubuh vektor tersebut tidak terjadi sebagian siklusnya maka disebut vektor mekanis.

Hubungan timbal balik antara dua spesies yang berbeda dan bersifat permanen disebut simbiosis (mula-mula diusulkan oleh de Bary, 1879). Ada tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Mutualisme jika hubungan timbal balik ini menguntungkan kedua-belah pihak; sedangkan pada komensalisme, jika salah satu untung akan tetapi yang lainnya tidak dirugikan, biasanya satu spesies Iebih kecil (yang mendapat keuntungan) dari spesies lainnya. Pada parasitisme, satu spesies (parasit) mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan oleh hubungan timbal balik parasit-hospes. Anderson, 1978, menyatakan bahwa pendorong kematian hospes dan/atau pcngurangan potensi reproduktif hospes adalah syarat yang penting untuk mengklasifikasikan suatu organisme bersifat parasitik atau bukan. Jika spesies parasit telah hidup bersama dengan hospesnya selama bertahun-tahun, masing-masing pasangan sudah saling menyesuaikan diri dalam banyak hal antara lain perubahan dalam metabolik yang memerlukan adanya jaringan atau cairan hospes sehingga secara metabolik, parasit sangat tergantung dari hospesnya. Hal ini ditegaskan oleh Smyth, 1996, bahwa ketergantungan parasit bersifat metabolik. Biasanya parasit ukurannya Iebih kecil akan tetapi memiliki potensi reproduksi Iebih besar daripada hospesnya.

Istilah yang penting pada parasitologi medik adalah istilah zoonosis, yaitu penyakit yang secara alamiah merupakan parasit pada hewan akan tetapi dapat berpindah kepada manusia. Dalam arti yang luas semua hewan dapat termasuk dalam definisi di atas, akan tetapi kebanyakan zoonosis hanya melibatkan penyakit pada vertebrata. Anthroponoses berarti penyakit manusia yang dapat ditularkan pada hewan. Banyak zoonoses, terutama terdapat pada hewan, jarang pada manusia, misalnya balantidiasis, fascioliasis hepatica. Sedangkan leishmaniasis, trypanosomiasis (penyakit tidur Afrika), opisthorchiasis biasa ditemukan pada hewan dan manusia.

Untuk mendapatkan pengertian fungsi serta perilaku parasit dan hospesnya, perlu diperlajari fisiologi, imunologi, dan genetika.

Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH

Pengertian bakteriologi

Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).

Pengertian Hematologi

Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

1. Darah

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita

a. Fungsi darah

1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.

4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibodi dan substansi protektif lainnya.

5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.

6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

7. Mengatur suhu tubuh.

8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.

9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh

b. Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a). ErItrosit (sel darah merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.



Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali


b). Lekosit (sel darah putih)

Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.

Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)

(b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi

(c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit

2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu

· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler

· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral

(b). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit ada dua, yaitu :

1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.

2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.


Gambar 2. Morfologi Mikroskopis Lekosit dengan Pembesaran objektif 100


c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)

Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.


Gambar 3. Morfologi Mikroskopis Trombosit dengan Pembesaran objektif 100 kali


2. Bagian cair (plasma / serum)

a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.

b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.

Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :

(1). Tidak mengandung fibrinogen

(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)

(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet

Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :

(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa

(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen

(3). Golongan lemak contohnya kolesterol

(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase

(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon

(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)

(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K

(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.

(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin

8/28/14

What's "Analis Kesehatan"..???

Siapa itu Analis Kesehatan ...?? hingga saat ini masyarakat masih belum banyak mengetahui siapa itu Analis mantri),  farmasi dan bidan saja. Padahal masih banyak profesi tenaga kesehatan yg lainnya, ANALIS KESEHATAN salah satunya. Tenaga  kesehatan yang satu ini masih “asing” dan belum familiar di masyarakat.
Kesehatan. Banyak yang menganggap tenaga kesehatan itu hanya dokter, perawat (

Siapa Analis Kesehatan itu?
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya(KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)
Di Indonesia memang lebih sering digunakan dan dikenal istilah Analis Kesehatan daripada Ahli Teknologi Labkes. Sedangkan di dunia internasional contohnya di Kanada dan US menggunakanMedical Laboratory Technologist/Scientist, di UK Biomedical Scientist, di Jepang Rinshoukensagishi. Meskipun berbeda nomenkelatur, tapi secara garis besar tugas dan pekerjaannya sama.

Apa itu Teknologi Laboratorium Kesehatan?
Teknologi Laboratorium Kesehatan (internasional: Medical Laboratory Science/Technology) adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu kesehatan lingkungan.(KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)

Tugas Analis Kesehatan
Analis kesehatan melakukan beragam tes (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-serologi, Toksikologi, Kimia makanan-minuman, Kimia air, Patologi Anatomi, Biologi Molekuler) yang menggunakan instrumentasi untuk membantu diagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Tanggung jawabanya berupa mengumpulkan dan menyiapkan sampel seperti darah, cairan tubuh, jaringan juga menginterpretasi hasil. Seringkali bekerja secara independen namun analis kesehatan adalah bagian penting dari tim pelayanan kesehatan.
Analis kesehatan di Indonesia berbeda tugas dan kemampuannya. Tak hanya menunjang dalam analisis spesimen klinis, namun juga analisis benda non-abiotik seperti air, makanan, dan minuman.

Prospek Karir dan Kerja Analis Kesehatan
Banyak instansi dan perusahaan yang membutuhkan kompetensi seorang Analis Kesehatan,seperti:
Laboratorium Klinik Swasta
Rumah Sakit Pemerintah atau swasta
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Perusahaan di bidang makanan-minuman, farmasi.
Lab Forensik Kepolisian
Lembaga penelitian sains (LIPI, Biofarma)
Dosen (Terutama di sekolah ilmu kesehatan)
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Pendidikan Lanjutan
Setelah lulus akan dan mendapat gelar Amd. A.K. , dapat melanjutkan pendidikan ke S1 atau DIV. Contohnya:
S1 Ekstensi Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kimia Universitas Indonesia
S1 Kimia, Biologi, Kesma, di univeristas swasta
DIV Analis Kesehatan

Source : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/01/10/siapa-apa-analis-kesehatan-429077.html

Pemeriksaan Golongan Darah

1.  Pemeriksaan Golongan Darah
a.  Prinsip
Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat aglutinasi yaitu penggumpalan sel darah merah akibat reaksi antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen pada sel darah merah (Gandasoebrata, 2006).
b.  Alat - alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan golongan darah adalah:
1)  Autoclik
2)  Lancet
3)  Slide

c.   Bahan - bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan golongan darah adalah:
1)  Reagen Anti A
2)  Reagen Anti B
3)  Kapas alkohol
d.  Cara kerja
1)  Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
2)  Darah kapiler diambil dari jari pasien dengan menggunakan autoclik.
3)  Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan untuk pemeriksaan.
4)  Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.
5)  Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang sebelah kanan diteteskan reagen anti B.
6)  Homogenkan.
7)  Dilihat adanya aglutinasi pada kedua tetesan tersebut dan dicatat hasilnya.


e.  Interprestasi Hasil
Interprestasi Hasil Golongan Darah
Keterangan :          
  • Golongan darah A : terdapat aglutinasi pada tetesan darah yang diberi reagen anti A
  • Golongan darah B : terdapat aglutinasi pada tetesan darah yang diberi reagen anti B
  • Golongan darah AB : terdapat aglutinasi pada tetesan  kedua darah tersebut
  • Golongan darah O : tidak ada aglutinasi pada kedua tetesan darah tersebut.
(Gandasoebrata, 2006).

Instruksi Kerja Pengambilan Darah Vena

a.      Pengertian        :    Tata cara pengambilan darah dari vena pasien.
b.      Tujuan                :    Agar pengambilan darah dari vena dapat dilakukan dengan baik dan benar.
c.      Kebijakan          :    Setiap analis yang melakukan sampling mampu melakukan pengambilan sampel darah vena dengan baik dan benar.
d.    Instruksi Kerja     :
1)    Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu :
a)    Spuit injeksi 3 ml
b)    Botol penampung darah
c)    Karet pembendung
d)    Kapas
e)    Alkohol 70%
f)     Plester
2)    Mempersiapkan antikoagulansia, yaitu :
a)    Na-EDTA 10% (untuk pemeriksaan darah rutin)
b)    Na-Citrat 3,8% (untuk pemeriksaan PT dan APTT)

3)    Melakukan pengambilan sampel darah untuk pasien dari IRJA, IRNA, dan IRD dilakukan dengan cara sepeeti berikut :
a)    Darah diambil dari salah satu vena dalam fossa cubiti
b)    Bersihkan tempat yang akan diambil dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering
c)    Pasanglah ikatan pembendung pada lengan atas (tidak perlu terlalu erat) dan mintalah pasien untuk mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas
d)    Tegangkanlah kulit di atas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
e)    Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan kanan sampai ujung jarum masuk ke lumen vena
f)     Lepaskan pembendungan dan perlahan-lahan tarik penghisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
g)    Letakkan kapas di atas jarum lalu cabutlah semprit dan jarum tersebut
h)   Mintalah kepada pasien supaya tempat penusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi
i)     Masukkan jarum ke alat penghancur jarum kemudian tutup, lepaskan dari semprit dan buang ke wadah buang jarum
j)      Alirkanlah (jangan disemprotkan) darah melaui dinding ke dalam botol penampung berisi EDTA (untuk pemeriksaan hematologi) atau tabung reaksi (untuk pemeriksaan kimia)
k)    Beri kode pada tabung berupa nomer urut, nama pasien serta tanggal pengambilan sampel.

Instruksi Kerja Pengambilan Darah Kapiler

a.      Pengertian            :    Tata cara pengambilan sampel darah dari kapiler pasien.
b.      Tujuan                :    Agar pengambilan darah kapiler dapat dilakukan dengan baik dan benar.
c.      Kebijakan          :    Setiap analis yang melakukan sampling mampu melakukan pengambilan sampel darah kapiler dengan baik dan benar.
d.      Instruksi Kerja   :    Pengambilan darah kapiler pada bayi-bayi baru lahir sering dilakukan di daerah tumit atau jari kaki. Jika kebutuhan darah sedikit, maka pengambilan darah pada anak kecil dapat dilakukan pada jari tangan ke-3 dan 4.
1)    Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu :
a)    Blood lancet
b)    Botol penampung darah
c)    Kapas
d)    Alkohol 70%
e)    Plester
2)    Mempersiapkan antikoagulansia, yaitu :
a)    Na-EDTA 10% (untuk pemeriksaan darah rutin)
3)    Melakukan pengambilan sampel darah untuk pasien dari IRJA, IRNA, dan IRD dilakukan dengan cara seperti berikut :
a)    Bersihkan lokasi pengambilan darah dengan alkohol 70%
b)    Tunggu sebentar hingga alkohol mengering
c)    Lakukan tusukan di ujung jari dengan lanset steril
d)    Usap tetesan darah pertama dengan kapas kering
e)    Lakukan tekanan perlahan-lahan kira-kira 1 cm di atas tusukan, lepaskan kembali agar darah mengalir. Ulangi lagi sampai darah yang dibutuhkan sudah terpenuhi kemudian darah dapat ditampung di tabung kapiler atau tabung mikro
f)     Tekan ujung tusukan dengan kapas atau kasa sampai perdarahan berhenti.
g)    Beri kode pada tabung berupa nomer urut, nama pasien serta tanggal pengambilan sampel.

Instruksi Kerja Pengambilan Darah Arteri

a.      Pengertian        :    Tata cara pengambilan sampel darah dari arteri pasien.
b.      Tujuan                :    Agar pengambilan darah arteri dapat dilakukan dengan baik dan benar.
c.      Kebijakan          :    Setiap analis yang melakukan sampling mampu melakukan pengambilan sampel darah arteri dengan baik dan benar.
d.      Instruksi Kerja   :    Pengambilan darah arteri membutuhkan petugas yang telah terampil atau telah dilatih. Lokasi pengambilan darah  arteri yang sering digunakan adalah arteri radialis di pergelangan tangan, arteri brachialis di fossa  antecibiti  dan arteri femoralis di lipatan paha. Untuk neonatus darah arteri dapat diambil dari arteri umbilicalis. Arteri yang akan dipunksi diidentifikasi dengan pulsasi dan dindingnya yang tebal. Jarum yang biasanya dipakai berukuran 12-30 G  untuk arteri besar dan 23-25 G untuk arteri kecil. Semprit sebelum dipakai harus dibilas dahulu dengan larutan heparin 20 µ/ml darah. Semprit plastik kurang baik digunakan untuk pengambilan darah arteri dibandingkan semprit gelas, karena alat penghisapnya tidak dapat naik ke atas waktu darah masuk ke dalam semprit. Beberapa jenis plastik juga permeabel terhadap gas. 

1)    Tentukan daerah pengambilan arteri dengan palpasi, kemudian desinfeksi daerah tersebut dengan alkohol 70%
2)    Fiksasi arteri dengan jari telunjuk proksimal dari daerah yang akan dipunksi
3)    Tusukkan semprit (dengan lubang jarum menghadap ke atas) pada permukaan kulit kira-kira 5-10 mm sebelah distal dari jari telunjuk yang memfiksasi arteri
4)    Bila memakai semprit gelas, masuknya semprit ke dalam arteri ditandai dengan naiknya darah ke dalam semprit mendorong alat penghisap ke atas
5)    Bila memakai semprit plastik, tariklah alat penghisap semprit perlahan-lahan sampai tercapai volume darah yang dikehendaki
6)    Tariklah jarum dan tekanlah bekas tusukan dengan kapas kering minimal 5 menit. Ujung semprit harus segera diberi penutup karet. Tidak diperbolehkan menekuk ujung semprit sebagai ganti penutup karet
7)    Campur darah dan antikoagulan dengan cara memutar semprit searah dengan sumbu panjangnya dengan kedua telapak tangan
8)    Untuk transportasi ke laboratorium, semprit dimasukkan ke dalam es dan darah harus segera diperiksa dalam waktu 15 menit.

Instruksi Kerja Pengambilan Sampel Sputum BTA

a.      Pengertian        :    Tata cara pengambilan sampel sputum untuk  pemeriksaan  BTA ( Basil Tahan Asam)
b.      Tujuan                : Agar pengambilan sampel sputum dapat dilakukan dengan baik dan benar, serta diperoleh sampel yang representatif
c.      Kebijakan          :    Setiap sampel sputum diberi identitas sampel 1,sampel 2, dan sampel 3
d.      Instruksi Kerja   :
1)    Pengambilan Sputum Sewaktu
a)    Hanya dilakukan sekali pengambilan dahak
b)    Pasien disuruh mengeluarkan dahak di kamar mandi
c)    Dahak atau sputum ditampung pada pot dan ditutup
d)    Sputum yang ada dikirm ke bagian bakteriologi bersama surat pengantarnya
2)    Pengambilan Sputum SPS (Sewaktu, Pagi, Sewaktu) 3x
a)    Pasien diberi arahan cara mengeluarkan dahak bukan air liur
b)    Pot atau cup diberi label 1, 2, 3 dan nama pasien
c)    Sputum ditampung pada pot pagi hari, sewaktu dan pada saat hendak mengirim sampel ke laboratorium
d)    Sputum yang dikirim ke bagian Mikrobiologi bersama surat pengantarnya

8/27/14

clonorchis sinensis

Taksonomi
Kerajaan: Animalia
Phylum: Platyhelminthes
Class: Trematoda
Subordo: Opisthorchiata
Famili: Opisthorchiidae
Genus: Clonorchis
Species: Clonorchis sinensis
Penyebaran
Clonorchis Sinensis ditemukan terutama di Asia timur dan selatan juga di Asia Pasifik.Cacing ini menyebar di berbagai negara seperti China, Korea, Vietnam, Taiwan, jepang, dan lain-lain. Penyakit yang di temukan di indonesia bukan infeksi autokon.
Habitat
Dalam daur hidupnya Clonorcis sinensis mempunyai dua hospes parantara dan hospes definit.Hospes perantara pertamanya bekicot terutama Parafossarulus manchouricus,spesies dari genus Bulinus ,Bythinia,Semisulchospira,Alocinna,Tiara.Hospes perantara kedua nya adalah ikan air tawar dari genus Cyprinidae. Cacing dewasa hidup pada saluran empedu manusia Ductus choleductus,manusia adalah hospes definitif dari cacing ini. Selain manusia hospes definitif dari cacing Clonorchis sinensis bisa juga hewan-hewan karnifora yang memakan ikan yang terinfeksi meta serkaria Clonorchis sinensis.
Morfologi
Telur
Telur berbentuk oval seperti kendi operkulum besar ,bagian posteriornya menebal dan biasanya ada tonjolan kecil.Telur berisi mirasiduim,ukuran telur 25-35 X 12-19 mikron,dan warna telur kuning.
Larva
Dalam siklus hidupnya setelah keluar dari telur cacing Clonorchis sinensis berkembang berturut-turut menjadi beberapa bentuk larva mirasidium(berenang di air);sporokista,redia,serkaria(dalam tubuh tubuh bekicot);Metaserkaria(dalam tubuh ikan dan hospes definitif).
Mirasidium
Berbentuk oval dan memiliki silia(rambut getar).
Sprokokista
Berbentuk kantong dan mengandung sel-sel germinal .Sel-sel germinal membentuk membentuk sporokista generasi kedua atau redia.
Redia
Berbentuk kantong,memiliki faring yang nyata dan usus rudimenter.Mengandung sel germinal yang akan berkembang menjadi redia generasi kedua atau serkaria.
Serkaria
Berwarna coklat,berekor,memiliki dorsal dan ventral sirip untuk bergerak, bintik mata yang berfungsi sebagai alat sensori,dan kutikula dengan duri-duri kecil.
Metaserkaria
Meta serkaria merupakan stadium larva berbentuk kista berkembang.Kista memiliki dinding yang sangat tebal organ larva seperti bintik mata,ekor dan stiletnya telah hilang.
Cacing dewasa
Cacing pipih berbentuk daun.Bagian posteriornya membulat dan pada integumenya tidak ditemukan duri.Ukuran cacing dewasa 10-25 X 3-5mm.Batil isap kepala lebih besar dari pada batil isap perut.Testis berlobus dalam tersusun membentuk tandem dan terletak dibagian posterior tubuh .Ovarioum terletak dibagian anterior testis pada bagian tengah tubuh .porus genital di depan dakat batili sap perut,uterus berisi telur bermuara pada porus genital.Filtelaria membentuk folikel-folikel lembut dan ter letak di lateral tubuh.
Siklus Hidup
Telur akan menetas dan mengeluarkan mirasidium bila termakan hospes perantara I keong air.Dalam keong air akan berturut-turut berkembang menjadi sporokista ridia I,redia II,dan serkaria.Serkaria keluar keluar dari keong air dan mencari hospes perantara II(famili Cyprinidae).Serkaria menembus hospes perantara dua dan melepaskan ekornya .Dalam tubuh hospes perantara II serkaria membuntuk kista yang disebut metaserkaria(bentuk infektif).Dalam duodenum metaserkaria pecah kemudian mengeluarkan larva dan kemudian masuk kedalam saluran empedu.Setelah satu bulan didalm saluran empedu,larva berkembang menjadi dewasa.
Aspek klinis
Penyakit yang disebabkan oleh cacing Clonorchis sinensis adalah
klonorkiasis.Gejala yang dialami penderita adalah akibat rangsangan mekanik dan sekresi toksin oleh cacing Clonorchis
senensis.pada awal infeksi terjadi leukositosis ringan dan eosinofilia.Apabila terjadi hiper infeksi dari cacing yang banyak maka dapat menimbulkan sirosis,tubuh lemah,ikterus,anemia,berat badan menurun,edema,gangguan pencernaan,rasa tidak enak dibagian epigastrus dan diare.Pada beberapa kasus,penderita meninggal karena daya tahan tubuh menurun drastis sehingga timbul infeksi sekunder sebagai penyakit tambahan.Pada infeksi ringan,prognosis baik walaupun tidak diobati.Pada kasus kronis di daerah hiperendemis,prognosis kurang baik.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukna telur dalam tinja dan cairan duodenum.Pada daerah endemis yang penduduknya gemar memakan ikan mentah,diagnosa klinis dapat diduka apabila penderita mengalami hepatomegali dan hepatitis.Apabila terjadi infeksi lanjutan harus dapat dibedakan denagn tumor ganas dan sirosis hati.
Pengobatan
Obat yang bisa diberikan pada penderita klonorkiasis adalah prazikuantel.pada infeksi ringan dapat diberikan gentian violet,sedangkan pada infeksi berat dapat digunakan klorokuin.
Pencegahan
Pencegahan klonorkiasis yang paling sederhana yaitu memasak matang semua jenis ikan karena stadium infektif Clonorchis sinensis paling banyak terdapat pada ikan.Pada daerah endemis masyarakat dilarang untuk defekasi di sembarang tempat(khususnya di perairan)agar tidak tercemari tinja yang mengandung telur cacing ini.