Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat berhuhungan dengan
fenomena-fenomena ketergantungan dari satu organisme terhadap yang
lainnya. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup
untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain
dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan
makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut.
Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari
organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Biasanya organisme yang Iebih besar merupakan hospes yang akan memberikan perlindungan serta makanan pada organisme lainnya yang lebilt kecil yang disebut parasit. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme. Hubungan timbal balik ini diuraikan di bawah ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa parasitologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mcmpelajari parasit, hospes, lingkungannya serta interaksi di antara komponen-komponen tersebut.
Tergantung dari garapannya, parasito-logi dibagi ke dalam beberapa bidang, meliputi bidang parasitologi medik yang menggarap parasitologi di dunia kedokteran; parasitologi veteriner di dunia kedokteran hewan; parasitologi pertanian di dunia pertanian (tumbuhan).
Parasit dapat diperankan oleh binatang atau tumbuhan. Jika yang bertindak sebagai parasit tersebut binatang, disebut zooparasit, sedangkan jika tumbuhan disebut phytoparasit. Sekarang ini yang dimaksud dengan parasit, yaitu zooparasit sehingga untuk selanjutnya parasit dibatasi pada zooparasit, sedangkan parasit yang termasuk ke dalam phytoparasit dipelajari dalam bakteriologi.
Menurut jumlah sel yang membentuknya, parasit dibagi atas: parasit satu sel disebut protozoa, sedangkan jika terdiri dari banyak sel disebut metazoa. Metazoa terbagi atas: arthropoda dan helm inths (casing). Beberapa istilah yang penting baik yang berhubungan dengan parasit, tuan mina!’ maupun hubungan timbal balik antara keduanya, diuraikan di bawah ini.
Parasit yang sama sekali tidak dapat hidup tanpa hospes disebut parasit obligat (permanen); sedangkan organisme yang hidup bebas akan tetapi suatu waktu dapat menjadi parasit disebut parasit fakultatif (opportunist), contohnya Micronema dan beberapa ameba yang hidup bebas akan tetapi pada suatu waktu dapat masuk dan membentuk koloni di dalam otak manusia, yaitu genus Acanthamoeba dan Naegleria. Untuk organisme demikian, Page (1974) menamakan amphizoic. Yang dimaksud dengan parasit temporer atau intermitten, yaitu parasit yang sebagian masa hidupnya, hidup bebas, sewaktu-waktu akan menjadi parasit, contohnya Strongyloides stercoralis. Spesies asing yang melalui intestinum dan ditemukan dalam tinja manusia dalam keadaan hidup/mati disebut parasit koprozoik atau parasit spuria (palsu); sedangkan pseudoparasit merupakan artefak yang mirip parasit, sering kali disangka sebagai parasit. Jika parasit kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya disebut parasit insidentil.
Menurut tcmpat hidup parasit pada hospes, ada 2 macam parasit, yaitu ektoparasit, hidupnya pada permukaan tubuh (kulit) hospes, kebanyakan dari arthropoda; sedangkan endoparasit hidupnya di daiam tubuh hospes. Proses rnasuknya endoparasit ke dalam tubuh hospes disebut infeksi, sedangkan menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes disebut infestasi (Neva FA, 1994). Istilah inipun scring dipergunakan dalam mikrobiologi. Dalam penggunaan yang terbatas pada parasitologi, istilah infestasi dan infeksi disebut juga parasitosis.
Mcnurut jumlahnya, hospes definitif parasit terdiri atas: homoksenosa jika dibutuhkan hanya satu hospes definitif; stenoksenosa jika dibutuhkan sedikit macam hospes dcfinitif; heteroksenosa jika dibutuhkan banyak hospes definitif.
Jika scseorang yang sudah mengandung parasit, terjadi reinfeksi dengan parasit dari spesies yang sama, disebut superinfeksi; sedangkan jika infeksi tersebut terjadi oleh parasit yang sudah ada dalam tubuh orang tersebut disebut autoinfeksi. Terkadang autoinfeksi ini mengambil jalan luar, misalnya dari anal/ perianal ke mulut melalui tangan, hal ini disebut autoinfeksi eksterna; jika masuknya secara langsung disebut autoinfeksi interim.
Beberapa parasit, pada manusia tidak menimbulkan gangguan, komensal, misalnya beberapa ameba dan flagelata usus. Dilihat dari segi kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit, parasit dibagi dua kelompok, yaitu yang dapat menimbulkan kerusakan lokal/sistemik disebut parasit patogen, sedangkan yang tidak menimbulkan kerusakan disebut parasit apatogen.
Mengenai hospes (tuan rumah) yang menjadi tempat bagi parasit untuk menggantungkan hidup dan pembiakannya, ada beberapa istilah yang perlu diketahui. Hospes definitif (hospes terminal/akhir), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat hidup parasit dewasa dan atau parasit mengadakan rcproduksi seksual. Hospes perantara (intermediate host), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat parasit menyempurnakan sebagian dari siklus hidupnya dan atau tempat parasit mengadakan pembiakan aseksualnya. Tuan rumah peserta ialah hospes yang dapat juga dihuni oleh parasit tertentu walaupun sebenarnya bukan merupakan tuan rumah definitif bagi parasit tersebut. Hospes paratenik merupakan tuan rumah potensial dan di dalatnnya tidak terjadi perkembangan parasit muda; hospes itu tidak mendukung atau menghalangi parasit itu dalam menyelesaikan siklus hidupnya, misalnya Toxocara cati yang merupakan ascaris pada kucing. Jika telur yang telah matang termakan manusia maka larva keluar setelah telur menetas, akan tetapi larva ini tidak akan pernah berkembang lebih lanjut, manusia bertindak sebagai hospes paratenik. Ada hospes yang menularkan parasit pada manusia disebut vektor, biasanya yang bertindak sebagai vektor tersebut arthropoda. Ada dua jenis vektor, yaitu vektor mekanis (phorctik) dan vektor biologis. Yang dimaksud vektor pada parasitologi, yaitu vektor biologis yang sebagian siklus hidup parasitnya terjadi pada tubuh vcktor tersebut; jika dalam tubuh vektor tersebut tidak terjadi sebagian siklusnya maka disebut vektor mekanis.
Hubungan timbal balik antara dua spesies yang berbeda dan bersifat permanen disebut simbiosis (mula-mula diusulkan oleh de Bary, 1879). Ada tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Mutualisme jika hubungan timbal balik ini menguntungkan kedua-belah pihak; sedangkan pada komensalisme, jika salah satu untung akan tetapi yang lainnya tidak dirugikan, biasanya satu spesies Iebih kecil (yang mendapat keuntungan) dari spesies lainnya. Pada parasitisme, satu spesies (parasit) mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan oleh hubungan timbal balik parasit-hospes. Anderson, 1978, menyatakan bahwa pendorong kematian hospes dan/atau pcngurangan potensi reproduktif hospes adalah syarat yang penting untuk mengklasifikasikan suatu organisme bersifat parasitik atau bukan. Jika spesies parasit telah hidup bersama dengan hospesnya selama bertahun-tahun, masing-masing pasangan sudah saling menyesuaikan diri dalam banyak hal antara lain perubahan dalam metabolik yang memerlukan adanya jaringan atau cairan hospes sehingga secara metabolik, parasit sangat tergantung dari hospesnya. Hal ini ditegaskan oleh Smyth, 1996, bahwa ketergantungan parasit bersifat metabolik. Biasanya parasit ukurannya Iebih kecil akan tetapi memiliki potensi reproduksi Iebih besar daripada hospesnya.
Istilah yang penting pada parasitologi medik adalah istilah zoonosis, yaitu penyakit yang secara alamiah merupakan parasit pada hewan akan tetapi dapat berpindah kepada manusia. Dalam arti yang luas semua hewan dapat termasuk dalam definisi di atas, akan tetapi kebanyakan zoonosis hanya melibatkan penyakit pada vertebrata. Anthroponoses berarti penyakit manusia yang dapat ditularkan pada hewan. Banyak zoonoses, terutama terdapat pada hewan, jarang pada manusia, misalnya balantidiasis, fascioliasis hepatica. Sedangkan leishmaniasis, trypanosomiasis (penyakit tidur Afrika), opisthorchiasis biasa ditemukan pada hewan dan manusia.
Untuk mendapatkan pengertian fungsi serta perilaku parasit dan hospesnya, perlu diperlajari fisiologi, imunologi, dan genetika.
Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH
organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Biasanya organisme yang Iebih besar merupakan hospes yang akan memberikan perlindungan serta makanan pada organisme lainnya yang lebilt kecil yang disebut parasit. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme. Hubungan timbal balik ini diuraikan di bawah ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa parasitologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mcmpelajari parasit, hospes, lingkungannya serta interaksi di antara komponen-komponen tersebut.
Tergantung dari garapannya, parasito-logi dibagi ke dalam beberapa bidang, meliputi bidang parasitologi medik yang menggarap parasitologi di dunia kedokteran; parasitologi veteriner di dunia kedokteran hewan; parasitologi pertanian di dunia pertanian (tumbuhan).
Parasit dapat diperankan oleh binatang atau tumbuhan. Jika yang bertindak sebagai parasit tersebut binatang, disebut zooparasit, sedangkan jika tumbuhan disebut phytoparasit. Sekarang ini yang dimaksud dengan parasit, yaitu zooparasit sehingga untuk selanjutnya parasit dibatasi pada zooparasit, sedangkan parasit yang termasuk ke dalam phytoparasit dipelajari dalam bakteriologi.
Menurut jumlah sel yang membentuknya, parasit dibagi atas: parasit satu sel disebut protozoa, sedangkan jika terdiri dari banyak sel disebut metazoa. Metazoa terbagi atas: arthropoda dan helm inths (casing). Beberapa istilah yang penting baik yang berhubungan dengan parasit, tuan mina!’ maupun hubungan timbal balik antara keduanya, diuraikan di bawah ini.
Parasit yang sama sekali tidak dapat hidup tanpa hospes disebut parasit obligat (permanen); sedangkan organisme yang hidup bebas akan tetapi suatu waktu dapat menjadi parasit disebut parasit fakultatif (opportunist), contohnya Micronema dan beberapa ameba yang hidup bebas akan tetapi pada suatu waktu dapat masuk dan membentuk koloni di dalam otak manusia, yaitu genus Acanthamoeba dan Naegleria. Untuk organisme demikian, Page (1974) menamakan amphizoic. Yang dimaksud dengan parasit temporer atau intermitten, yaitu parasit yang sebagian masa hidupnya, hidup bebas, sewaktu-waktu akan menjadi parasit, contohnya Strongyloides stercoralis. Spesies asing yang melalui intestinum dan ditemukan dalam tinja manusia dalam keadaan hidup/mati disebut parasit koprozoik atau parasit spuria (palsu); sedangkan pseudoparasit merupakan artefak yang mirip parasit, sering kali disangka sebagai parasit. Jika parasit kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya disebut parasit insidentil.
Menurut tcmpat hidup parasit pada hospes, ada 2 macam parasit, yaitu ektoparasit, hidupnya pada permukaan tubuh (kulit) hospes, kebanyakan dari arthropoda; sedangkan endoparasit hidupnya di daiam tubuh hospes. Proses rnasuknya endoparasit ke dalam tubuh hospes disebut infeksi, sedangkan menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes disebut infestasi (Neva FA, 1994). Istilah inipun scring dipergunakan dalam mikrobiologi. Dalam penggunaan yang terbatas pada parasitologi, istilah infestasi dan infeksi disebut juga parasitosis.
Mcnurut jumlahnya, hospes definitif parasit terdiri atas: homoksenosa jika dibutuhkan hanya satu hospes definitif; stenoksenosa jika dibutuhkan sedikit macam hospes dcfinitif; heteroksenosa jika dibutuhkan banyak hospes definitif.
Jika scseorang yang sudah mengandung parasit, terjadi reinfeksi dengan parasit dari spesies yang sama, disebut superinfeksi; sedangkan jika infeksi tersebut terjadi oleh parasit yang sudah ada dalam tubuh orang tersebut disebut autoinfeksi. Terkadang autoinfeksi ini mengambil jalan luar, misalnya dari anal/ perianal ke mulut melalui tangan, hal ini disebut autoinfeksi eksterna; jika masuknya secara langsung disebut autoinfeksi interim.
Beberapa parasit, pada manusia tidak menimbulkan gangguan, komensal, misalnya beberapa ameba dan flagelata usus. Dilihat dari segi kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit, parasit dibagi dua kelompok, yaitu yang dapat menimbulkan kerusakan lokal/sistemik disebut parasit patogen, sedangkan yang tidak menimbulkan kerusakan disebut parasit apatogen.
Mengenai hospes (tuan rumah) yang menjadi tempat bagi parasit untuk menggantungkan hidup dan pembiakannya, ada beberapa istilah yang perlu diketahui. Hospes definitif (hospes terminal/akhir), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat hidup parasit dewasa dan atau parasit mengadakan rcproduksi seksual. Hospes perantara (intermediate host), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat parasit menyempurnakan sebagian dari siklus hidupnya dan atau tempat parasit mengadakan pembiakan aseksualnya. Tuan rumah peserta ialah hospes yang dapat juga dihuni oleh parasit tertentu walaupun sebenarnya bukan merupakan tuan rumah definitif bagi parasit tersebut. Hospes paratenik merupakan tuan rumah potensial dan di dalatnnya tidak terjadi perkembangan parasit muda; hospes itu tidak mendukung atau menghalangi parasit itu dalam menyelesaikan siklus hidupnya, misalnya Toxocara cati yang merupakan ascaris pada kucing. Jika telur yang telah matang termakan manusia maka larva keluar setelah telur menetas, akan tetapi larva ini tidak akan pernah berkembang lebih lanjut, manusia bertindak sebagai hospes paratenik. Ada hospes yang menularkan parasit pada manusia disebut vektor, biasanya yang bertindak sebagai vektor tersebut arthropoda. Ada dua jenis vektor, yaitu vektor mekanis (phorctik) dan vektor biologis. Yang dimaksud vektor pada parasitologi, yaitu vektor biologis yang sebagian siklus hidup parasitnya terjadi pada tubuh vcktor tersebut; jika dalam tubuh vektor tersebut tidak terjadi sebagian siklusnya maka disebut vektor mekanis.
Hubungan timbal balik antara dua spesies yang berbeda dan bersifat permanen disebut simbiosis (mula-mula diusulkan oleh de Bary, 1879). Ada tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Mutualisme jika hubungan timbal balik ini menguntungkan kedua-belah pihak; sedangkan pada komensalisme, jika salah satu untung akan tetapi yang lainnya tidak dirugikan, biasanya satu spesies Iebih kecil (yang mendapat keuntungan) dari spesies lainnya. Pada parasitisme, satu spesies (parasit) mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan oleh hubungan timbal balik parasit-hospes. Anderson, 1978, menyatakan bahwa pendorong kematian hospes dan/atau pcngurangan potensi reproduktif hospes adalah syarat yang penting untuk mengklasifikasikan suatu organisme bersifat parasitik atau bukan. Jika spesies parasit telah hidup bersama dengan hospesnya selama bertahun-tahun, masing-masing pasangan sudah saling menyesuaikan diri dalam banyak hal antara lain perubahan dalam metabolik yang memerlukan adanya jaringan atau cairan hospes sehingga secara metabolik, parasit sangat tergantung dari hospesnya. Hal ini ditegaskan oleh Smyth, 1996, bahwa ketergantungan parasit bersifat metabolik. Biasanya parasit ukurannya Iebih kecil akan tetapi memiliki potensi reproduksi Iebih besar daripada hospesnya.
Istilah yang penting pada parasitologi medik adalah istilah zoonosis, yaitu penyakit yang secara alamiah merupakan parasit pada hewan akan tetapi dapat berpindah kepada manusia. Dalam arti yang luas semua hewan dapat termasuk dalam definisi di atas, akan tetapi kebanyakan zoonosis hanya melibatkan penyakit pada vertebrata. Anthroponoses berarti penyakit manusia yang dapat ditularkan pada hewan. Banyak zoonoses, terutama terdapat pada hewan, jarang pada manusia, misalnya balantidiasis, fascioliasis hepatica. Sedangkan leishmaniasis, trypanosomiasis (penyakit tidur Afrika), opisthorchiasis biasa ditemukan pada hewan dan manusia.
Untuk mendapatkan pengertian fungsi serta perilaku parasit dan hospesnya, perlu diperlajari fisiologi, imunologi, dan genetika.
Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH
No comments:
Post a Comment