11/20/14

CARA PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
  • Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah
  • Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine
  • Persiapan px:
  • Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:
  • Tabung reaksi
  • Pipet
  • Lampu spiritus
  • Penjepit tabung
  • Reagen:
  • Fehling
  • Benedict
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
  • Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
  • Tambahkan urine 4 tetes
  • Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
  • Angkat tabung dan baca hasilnya
Hasil:
  • Negatif : tetap biru atau kehijauan
  • Positif +: hijau kekuningan keruh
  • Positif ++: kuning keruh
  • Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
  • Positif ++++: Merah bata keruh

CARA PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST

PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
  • Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
  • Tujuan: mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
  • Persiapan: katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma → dng pipet diambil cairan di lubang pengeluaran → periksa mikroskop → jika ada sperma tidak boleh dipakai
Alat yg digunakan:
  • Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
Cara pemeriksaan:
  • Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
  • 1 jam kmdn → periksa urine katak, jika tdk ada sperma → periksa 1 jam lagi
  • Jika ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)

CARA PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
  • Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
    Prinsip:
  1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
  2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
  3. Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan:
  • Kaca obyek, pipet, pengaduk
Reagen:
  • Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Cara pemeriksaan:
  • 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk
  • Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
Hasil
  • Positif: tidak ada penggumpalan
  • Negatif: ada penggumpalan

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE I

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE I
  • Manifestasinya: cepat
  • Menggunakan mekanisme: Ig E
  • Disebut juga: reaksi cepat, reaksi anafilaktik, reaksi alergi
  • Mekanisme: Ag → masuk tubuh → merangsang Ig E → respon imun
  • Respon imun: eritema, edema, vasokontriksi, penyempitan saluran nafas
  • Contoh: asma bronkiale, rinitis, urtikaria, dermatitis atopi

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE II

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE II
  1. Manifestasi: Antibodi terhadap sel
  2. Mekanisme: Ig G atau Ig M
  3. Disebut juga: reaksi sitotoksik
  4. Mekanisme: Ag → masuk tubuh → menempel pada sel tertentu → merangsang terbentuknya Ig G atau Ig M → mengaktifkan komplemen → menimbulkan lisis
  5. Contoh: reaksi transfusi, anemia hemolitik, reaksi obat

Pengertian Parasitologi

Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat berhuhungan dengan fenomena-fenomena ketergantungan dari satu organisme terhadap yang lainnya. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari

organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Biasanya organisme yang Iebih besar merupakan hospes yang akan memberikan perlindungan serta makanan pada organisme lainnya yang lebilt kecil yang disebut parasit. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme. Hubungan timbal balik ini diuraikan di bawah ini.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa parasitologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mcmpelajari parasit, hospes, lingkungannya serta interaksi di antara komponen-komponen tersebut.

Tergantung dari garapannya, parasito-logi dibagi ke dalam beberapa bidang, meliputi bidang parasitologi medik yang menggarap parasitologi di dunia kedokteran; parasitologi veteriner di dunia kedokteran hewan; parasitologi pertanian di dunia pertanian (tumbuhan).

Parasit dapat diperankan oleh binatang atau tumbuhan. Jika yang bertindak sebagai parasit tersebut binatang, disebut zooparasit, sedangkan jika tumbuhan disebut phytoparasit. Sekarang ini yang dimaksud dengan parasit, yaitu zooparasit sehingga untuk selanjutnya parasit dibatasi pada zooparasit, sedangkan parasit yang termasuk ke dalam phytoparasit dipelajari dalam bakteriologi.

Menurut jumlah sel yang membentuknya, parasit dibagi atas: parasit satu sel disebut protozoa, sedangkan jika terdiri dari banyak sel disebut metazoa. Metazoa terbagi atas: arthropoda dan helm inths (casing). Beberapa istilah yang penting baik yang berhubungan dengan parasit, tuan mina!’ maupun hubungan timbal balik antara keduanya, diuraikan di bawah ini.

Parasit yang sama sekali tidak dapat hidup tanpa hospes disebut parasit obligat (permanen); sedangkan organisme yang hidup bebas akan tetapi suatu waktu dapat menjadi parasit disebut parasit fakultatif (opportunist), contohnya Micronema dan beberapa ameba yang hidup bebas akan tetapi pada suatu waktu dapat masuk dan membentuk koloni di dalam otak manusia, yaitu genus Acanthamoeba dan Naegleria. Untuk organisme demikian, Page (1974) menamakan amphizoic. Yang dimaksud dengan parasit temporer atau intermitten, yaitu parasit yang sebagian masa hidupnya, hidup bebas, sewaktu-waktu akan menjadi parasit, contohnya Strongyloides stercoralis. Spesies asing yang melalui intestinum dan ditemukan dalam tinja manusia dalam keadaan hidup/mati disebut parasit koprozoik atau parasit spuria (palsu); sedangkan pseudoparasit merupakan artefak yang mirip parasit, sering kali disangka sebagai parasit. Jika parasit kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya disebut parasit insidentil.

Menurut tcmpat hidup parasit pada hospes, ada 2 macam parasit, yaitu ektoparasit, hidupnya pada permukaan tubuh (kulit) hospes, kebanyakan dari arthropoda; sedangkan endoparasit hidupnya di daiam tubuh hospes. Proses rnasuknya endoparasit ke dalam tubuh hospes disebut infeksi, sedangkan menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes disebut infestasi (Neva FA, 1994). Istilah inipun scring dipergunakan dalam mikrobiologi. Dalam penggunaan yang terbatas pada parasitologi, istilah infestasi dan infeksi disebut juga parasitosis.

Mcnurut jumlahnya, hospes definitif parasit terdiri atas: homoksenosa jika dibutuhkan hanya satu hospes definitif; stenoksenosa jika dibutuhkan sedikit macam hospes dcfinitif; heteroksenosa jika dibutuhkan banyak hospes definitif.

Jika scseorang yang sudah mengandung parasit, terjadi reinfeksi dengan parasit dari spesies yang sama, disebut superinfeksi; sedangkan jika infeksi tersebut terjadi oleh parasit yang sudah ada dalam tubuh orang tersebut disebut autoinfeksi. Terkadang autoinfeksi ini mengambil jalan luar, misalnya dari anal/ perianal ke mulut melalui tangan, hal ini disebut autoinfeksi eksterna; jika masuknya secara langsung disebut autoinfeksi interim.

Beberapa parasit, pada manusia tidak menimbulkan gangguan, komensal, misalnya beberapa ameba dan flagelata usus. Dilihat dari segi kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit, parasit dibagi dua kelompok, yaitu yang dapat menimbulkan kerusakan lokal/sistemik disebut parasit patogen, sedangkan yang tidak menimbulkan kerusakan disebut parasit apatogen.

Mengenai hospes (tuan rumah) yang menjadi tempat bagi parasit untuk menggantungkan hidup dan pembiakannya, ada beberapa istilah yang perlu diketahui. Hospes definitif (hospes terminal/akhir), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat hidup parasit dewasa dan atau parasit mengadakan rcproduksi seksual. Hospes perantara (intermediate host), yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat parasit menyempurnakan sebagian dari siklus hidupnya dan atau tempat parasit mengadakan pembiakan aseksualnya. Tuan rumah peserta ialah hospes yang dapat juga dihuni oleh parasit tertentu walaupun sebenarnya bukan merupakan tuan rumah definitif bagi parasit tersebut. Hospes paratenik merupakan tuan rumah potensial dan di dalatnnya tidak terjadi perkembangan parasit muda; hospes itu tidak mendukung atau menghalangi parasit itu dalam menyelesaikan siklus hidupnya, misalnya Toxocara cati yang merupakan ascaris pada kucing. Jika telur yang telah matang termakan manusia maka larva keluar setelah telur menetas, akan tetapi larva ini tidak akan pernah berkembang lebih lanjut, manusia bertindak sebagai hospes paratenik. Ada hospes yang menularkan parasit pada manusia disebut vektor, biasanya yang bertindak sebagai vektor tersebut arthropoda. Ada dua jenis vektor, yaitu vektor mekanis (phorctik) dan vektor biologis. Yang dimaksud vektor pada parasitologi, yaitu vektor biologis yang sebagian siklus hidup parasitnya terjadi pada tubuh vcktor tersebut; jika dalam tubuh vektor tersebut tidak terjadi sebagian siklusnya maka disebut vektor mekanis.

Hubungan timbal balik antara dua spesies yang berbeda dan bersifat permanen disebut simbiosis (mula-mula diusulkan oleh de Bary, 1879). Ada tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Mutualisme jika hubungan timbal balik ini menguntungkan kedua-belah pihak; sedangkan pada komensalisme, jika salah satu untung akan tetapi yang lainnya tidak dirugikan, biasanya satu spesies Iebih kecil (yang mendapat keuntungan) dari spesies lainnya. Pada parasitisme, satu spesies (parasit) mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan oleh hubungan timbal balik parasit-hospes. Anderson, 1978, menyatakan bahwa pendorong kematian hospes dan/atau pcngurangan potensi reproduktif hospes adalah syarat yang penting untuk mengklasifikasikan suatu organisme bersifat parasitik atau bukan. Jika spesies parasit telah hidup bersama dengan hospesnya selama bertahun-tahun, masing-masing pasangan sudah saling menyesuaikan diri dalam banyak hal antara lain perubahan dalam metabolik yang memerlukan adanya jaringan atau cairan hospes sehingga secara metabolik, parasit sangat tergantung dari hospesnya. Hal ini ditegaskan oleh Smyth, 1996, bahwa ketergantungan parasit bersifat metabolik. Biasanya parasit ukurannya Iebih kecil akan tetapi memiliki potensi reproduksi Iebih besar daripada hospesnya.

Istilah yang penting pada parasitologi medik adalah istilah zoonosis, yaitu penyakit yang secara alamiah merupakan parasit pada hewan akan tetapi dapat berpindah kepada manusia. Dalam arti yang luas semua hewan dapat termasuk dalam definisi di atas, akan tetapi kebanyakan zoonosis hanya melibatkan penyakit pada vertebrata. Anthroponoses berarti penyakit manusia yang dapat ditularkan pada hewan. Banyak zoonoses, terutama terdapat pada hewan, jarang pada manusia, misalnya balantidiasis, fascioliasis hepatica. Sedangkan leishmaniasis, trypanosomiasis (penyakit tidur Afrika), opisthorchiasis biasa ditemukan pada hewan dan manusia.

Untuk mendapatkan pengertian fungsi serta perilaku parasit dan hospesnya, perlu diperlajari fisiologi, imunologi, dan genetika.

Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH

Pengertian bakteriologi

Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).

Pengertian Hematologi

Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

1. Darah

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita

a. Fungsi darah

1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.

4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibodi dan substansi protektif lainnya.

5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.

6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

7. Mengatur suhu tubuh.

8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.

9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh

b. Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a). ErItrosit (sel darah merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.



Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali


b). Lekosit (sel darah putih)

Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.

Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)

(b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi

(c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit

2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu

· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler

· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral

(b). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit ada dua, yaitu :

1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.

2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.


Gambar 2. Morfologi Mikroskopis Lekosit dengan Pembesaran objektif 100


c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)

Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.


Gambar 3. Morfologi Mikroskopis Trombosit dengan Pembesaran objektif 100 kali


2. Bagian cair (plasma / serum)

a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.

b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.

Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :

(1). Tidak mengandung fibrinogen

(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)

(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet

Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :

(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa

(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen

(3). Golongan lemak contohnya kolesterol

(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase

(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon

(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)

(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K

(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.

(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin